Kamis, 11 Juni 2009

HEBATLAH TUHAN YESUS

Ini rekaman waktu guru-guru latihan lagu baru. Ada kak Tina, Kak Amey, Kak Tati, Kak Wati dan Kak Mince. Yang lagi nyanyi sambil pegangi kamera, suaranya ngebas dan cempreng, itu kak Yudi, acapela lagi, habis nggak ada yang main musik :(



(Siapa yang paling seru gerakannya...????)

Ini syair lagunya, yang berminat, silahkan disalin atau diprint saja

TUHAN YESUS ALLAH YANG LUAR BIASA
APAPUN DIA BISA
DALAMNYA HATIKUPUN SELALU, SELALU
OLEH MUJIZAT BERCAHAYA

HEBATLAH TUHAN YESUS
DIA TUHAN ALLAHKU
DIA PALING DAPAT DIANDALKAN

HEBATLAH TUHAN YESUS
DIA TUHAN ALLAHKU
DIA PALING PALING AKU CINTA



Posting by: Kak Yudi

Rabu, 10 Juni 2009

LA LA LA LA AKU SENANG

LA LA LA LA AKU SENANG
LA LA LA LA SUSAH HILANG
LA LA LA LA TIADA LAGI
BEBAN HIDUPKU BERARTI
TRI LI LI LI

LA LA LA LA KINI AKU
BEBAS MEMUJI NAMAMU
YESUS PENEBUSKU
YANG MEMBUATKU JADI RIANG
TRI LI LI LI

LISTEN WITH HEART

By: Kak Melina


Pernahkah kita berpikir mengapa Tuhan menciptakan 2 telinga & 1 mulut bukan sebaliknya? Segala sesuatu yg Tuhan ciptakan pasti memiliki maksud, begitu pula dengan mulut & telinga kita. Tuhan menghendaki kita lebih banyak menggunakan telinga kita daripada mulut kita. Ada saatnya kita menutup mulut kita dan membuka telinga, mata, hati & memperkenankan anak kita berbicara.


Membuka telinga bukan sekedar berarti mendengarkan (Heard) tetapi menyimak (Listen). Menyimak tidak sama dengan mendengar. Menyimak adalah mendengarkan bukan hanya dengan telinga tetapi mendengarkan dengan hati.


Ketika kita sedang membaca koran & anak kita berlari menghampiri kita sambil berkata, “Papa, lihat! Aku sekarang bisa lompat, tinggi kan Pa?”


Apakah ini yang kita katakan kepada anak kita, “Ya. Bagus! Kamu Pintar!” tanpa memalingkan wajah kita untuk melihat apa yang dilakukan anak kita.


Bila ini yang kita lakukan berarti kita baru mendengar anak kita belum menyimaknya. Seorang bapak yang menyimak anaknya akan menghentikan kegiatannya membaca koran & memperhatikan apa yg dilakukan anaknya baru kemudian memberi komentar, “Ya. Bagus! Kamu pintar!” sambil menatap mata anaknya & tersenyum. Itulah yang namanya menyimak.


Kehadiran(Present) & kesiapsediaan (Availabel) tidak banyak berarti kalau kita tidak menyimak perkataan anak kita. So give our heart when we are listening to our children & we will win their hearts too.

MEJENG SEBENTAR


Ini sebagian guru-guru Sekolah Minggu GBI WTC. Cantik-cantik dan ganteng-ganteng kan??? Sayang Si ganteng "Puji" dan "Yudi" nggak ada di situ. Tau tuh lagi kelayapan kemana he he he...

Ayo, siapa yang mau bergabung jadi guru sekolah minggu di sini....
MASUK TERBUKA KESEMPATAN

(yang mau daftar buat jadi fans-nya noni-noni di atas juga boleh he he he)

Ayo kita bangun semangat kebersamaan untuk menciptakan laskar-laskar Tuhan yang tangguh di masa mendatang. GBU All.

AVAILABLE


By: Kak Melina

Available/Siap sedia, adalah kesediaan orangtua menghadirkan dirinya ketika anak membutuhkan kehadiran orangtua di luar jadwal waktu yang tersedia. Biasanya waktu-waktu ini menjadi waktu yang krusial bagi anak contoh ketika ia sakit, mendapat nilai yang buruk, kehilangan orang yang dikasihinya. Tetapi selain berusaha untuk ada pada saat-saat susah, lebih berarti lagi bila kita ada bagi mereka pada saat kemenangan seperti kesaksian berikut ini.

Kurt Warner adalah seorang pemain gelandang juara Super Bowl yang juga merupakan pengikut Kristus yang tahu menempatkan prioritas dalam hidupnya. Suatu hari timnya yang bernama St. Louis Rams menang kejuaraan untuk masuk kompetisi Super Bowl, sehingga diadakanlah pesta besar-besaran bagi seluruh tim. Tetapi Kurt Warner berkata, “Maaf teman-teman, saya tidak bisa hadir dalam pesta ini karena saya telah berjanji kepada keluarga saya untuk ada di rumah bersama mereka malam ini!”

Bayangkan betapa terkejut & kecewanya teman-temannya mendengar Kurt tidak bisa hadir. Tetapi Kurt memilih keluarganya karena merekalah yang menjadi prioritas utamanya. Malam itu Kurt makan pizza bersama istri & anak-anaknya. Anak-anaknya memberi kejutan khusus dengan memberikan kartu buatan sendiri yang diberi warna khas tim St. Louis yaitu biru-emas dengan banyak gambar hati. Inilah yang ditulis oleh anak-anak Kurt kepada ayahnya,”Ayah bukan hanya pemain gelandang yang jagoan, tetapi juga seorang ayah yang hebat!!!”

Anak-anak Kurt tahu bahwa mereka berada di daftar teratas prioritas ayah mereka karena ayah mereka mengusahakan dirinya untuk ada bersama mereka.

PRESENT


By: Kak Melina

Kita tidak bisa mengatakan kita mengasihi anak kita bila kita tidak bisa meluangkan waktu kita untuk mereka. Kebutuhan terbesar seorang anak adalah kehadiran orangtuanya yang diwujudkan dalam bentuk waktu yang dilewatkan bersama mereka. Seorang anak harus mendapat kesan bahwa dirinyalah yang menjadi prioritas yang terpenting dalam hati orangtuanya. Kita dapat membuat diri mereka penting dengan cara :
  1. Membuat waktu yang dijadwalkan : Buat 1 hari khusus dalam seminggu untuk bersama mereka, gunakan waktu tsb untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan misal : bermain PS bersama, bermain basket atau nonton dvd anak. Ciptakan waktu khusus dalam 1 hari misal sarapan atau makan malam bersama, bacakan cerita sebelum tidur, mendengarkan cerita anak tentang kegiatannya hari itu. Semua ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama tetapi menciptakan waktu yg berkualitas.

  2. Hadirkan diri anda ketika anda tidak ada di rumah. Kita patut bersyukur untuk teknologi sekarang ini yang membantu kita untuk menghadirkan diri kita. Gunakan telepon, email untuk berkomunikasi dengan anak.

  3. Beri kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan seperti tulisan “Mama/Papa Love U” yang ditempel di kotak makannya atau disembunyikan di tempat pensilnya. Coklat Top yg diberi pita & tulisan “I LoveU”, oleh-oleh dari tempat kita pergi.

  4. Waktu untuk melihat kegiatan anak. Usahakan kita mempunyai waktu untuk melihat aktivitas anak seperti pertandingan basketnya, pentas seninya, bahkan bukan saja waktu perlombaan tetapi kita perlu sekali-kali melihat mereka ketika latihan.


So Let do it & be PRESENT for our Child!

P-A-L


By: Kak Melina

Sebagai orang tua sebaiknya kita menjadi sahabat karib (Pal) bagi anak-anak kita, jangan biarkan mereka berpaling kepada orang lain, apalagi kepada orang-orang yg tidak mengerti kebenaran. Firman Tuhan memperingatkan kita bahwa salah memilih sahabat menyebabkan akibat yg fatal. Pergaulan yg buruk merusak kebiasaan yg baik. Tentu kita semua ingin menjadi sahabat karib bagi anak-anak kita. Pertanyaannya sahabat karib yang seperti apa yang mereka ingin? Apakah Pal yg suka nongkrong bareng? Yg bisa bicara gaul? Ternyata bukan Pal seperti itu yg mereka inginkan. Mereka lebih membutuhkan Pal yang :

P = Present = hadir, ada bagi mereka
A = Available = siap sedia bagi mereka
L = Listening = mau mendengarkan mereka

So mari kita sama-sama belajar merebut hati anak-anak kita dengan menjadi PAL yang baik bagi mereka.

HURT !


By: Kak Melina


Sebagai orangtua kita, bila anak kita sedang belajar menghafal Firman Tuhan, maka biasanya kita memberikan ayat favorit para orangtua, yaitu Kolose 3 : 20 “Hai anak-anak taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah hal yang indah di mata Tuhan” Tetapi kita lupa menghafalkan ayat 21,”Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.”


Bila Kolose 3 : 21 menjadi rhema bagi kita, maka kita akan belajar kapan & bagaimana mendisiplinkan anak kita. Kita akan belajar mendisiplinkan tanpa mempermalukan mereka. Contoh : kita mendapat laporan dari guru bahwa anak kita memukul anak lain sampai memar. Tidak bijaksana bila kita mendisiplinkan anak kita dengan memukulnya di depan guru & teman-temannya. Lebih bijaksana bila kita meminta maaf pada guru & orangtua anak tersebut & mendisiplinkan anak kita di rumah.


Let’s Do :

1. Carilah tempat yang pribadi bila ingin memarahi anak kita, jangan di depan umum atau di depan adik & kakaknya.

2. Lakukan disiplin dengan tenang, tidak dalam keadaan emosi atau marah.

3. Tanyakan apakah ia tahu kesalahannya & jelaskan mengapa ia harus disiplin.

4. Berilah displin yang sesuai dengan tingkat kesalahannya. Contoh : bila anak memecahkan barang pasti tidak sama bentuk disiplinya dengan bila ia berbohong. Mungkin untuk memecahkan barang ia cukup ditegur tapi untuk berbohong ia perlu dirumahkan selama 3 hari.


Ams 19 : 18 “Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya”

THE RULE IS...


By: Kak Melina

Displin hanya bisa ditegakkan bila ada aturan yang jelas. Sangatlah tidak adil bagi anak bila kita mendisplinkan mereka tanpa memberi aturan yang jelas & tanpa mengajar mereka terlebih dahulu.Untuk itu penting bagi kita membuat aturan-aturan dalam keluarga & menjelaskan mengapa aturan itu dibuat.

This is what we do if we want to make a rule :
  1. Tentukan batasan yang jelas dalam aturan : segala sesuatu ada batasannya, dari batasan inilah kita buat aturan. Misal : Dalam menonton TV ada batasanya yaitu tidak lupa belajar karena itu dibuatlah aturan “Tidak boleh nonton TV sebelum selesai belajar.”

  2. Mengerti alasan di balik aturan yang dibuat: Harus ada alasannya mengapa aturan dibuat. “Tidak boleh nonton TV sebelum selesai belajar” karena :


    • Tanggung jawab seorang anak adalah belajar. Jadi dia harus mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik.

    • Belajar lebih penting dari pada nonton TV

  3. Konsisten dalam menjalankan aturan : aturan dijalankan terus menerus sampai menjadi suatu kebiasaan. Konsistensi diperlukan agar peraturan bisa menjadi suatu kebiasaan.

  4. Bersifat sama rata : artinya peraturan ini berlaku bagi semua anak di dalam keluarga tanpa kecuali. Tidak ada pilih kasih atau anak emas. Bila kita membuat pengecualian dalam aturan maka anak merasa diperlakukan tidak adil & tidak mau mentaati peraturan tsb.

I LOVE YOU


By: Kak Melina

Seorang anak memiliki Radar Khusus, sehingga ia mengetahui apakah orangtuanya tulus mengasihinya atau tidak. Tidak cukup hanya mengatakan “I Love You” kepada mereka tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menyatakan kasih kita. Berikut ini beberapa tindakan sederhana yang dapat kita lakukan setiap hari :

1. Luangkan waktu 10-30 sebelum anak tidur untuk mendengarkan apa yang dialaminya hari ini. Biarkan mereka yang bercerita, bagian kita simak sebaik-baiknya. Bila mereka mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, hiburlah hatinya & bila mereka mengalami suatu prestasi pujilah mereka.

2. Biasakan untuk menatap mata anak bila berbicara dengan mereka, bicaralah dengan suara & ekspresi yang penuh kasih.

3. Berilah panggilan kesayangan kepada anak kita yang tidak memalukan atau melecehkan anak kita. Seperti, “Sayangku, Manisku, Anakku” Jangan panggil dia, “Si Endut, Tem(hitam)”

4. Tepatilah apa yang kita janjikan kepada anak kita. Jangan mudah membuat janji bila kita tidak bisa menepatinya, hal tersebut membuat anak tidak bisa mempercayai kita.

5. Berhentilah melakukan sesuatu bila anak kita hendak bicara, hal ini menunjukkan betapa berartinya mereka bagi kita. Bahwa mereka lebih penting daripada apa yang sedang kita kerja! Bila pekerjaan tersebut tidak mungkin untuk dihentikan, berhentilah sejenak, tatap matanya & katakan,”Sayang, bisakah kamu menunggu sebentar? Setelah ini selesai kita bicara lagi ya!” biasanya anak mau mengerti.

So Let’s do it & see how it work!

MATEMATIKA KASIH


By: Kak Melina

Di dalam setiap keluarga pasti ada prinsip matematika yang berlaku di dalam hubungan antara orang tua dengan anaknya. Umumnya ada 3 macam prinsip yang terjadi, yaitu :


  1. Kasih – Displin = Manja
  2. Displin – Kasih = Sakit hati
  3. Kasih + Displin = Hati Bapa


Sebagai orang tua tentunya kita mau anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah putus asa, percaya diri, mengasihi TUHAN & sesama dengan cara yang benar. Itu hanya bisa didapat bila kita menerapkan hukum Kasih + Displin. Artinya Kasih & Displin itu harus ada secara seimbang dalam keluarga kita.


Mengasihi anak kita bukan berarti memanjakannya. Mendisplinkan bukan berarti membuat Sakit hati. Kita harus bisa mengasihi anak kita tanpa memanjakannya karena itu hanya akan membuatnya menjadi anak yang manja & egois, akibatnya setelah besar ia tumbuh menjadi pribadi yang penuntun, tidak bisa memberi & hanya mau dilayani.


Di lain pihak kita juga harus bisa mendisplinkan anak kita tanpa membuatnya menjadi sakit hati. Sakit hati yang berkepanjangan akan membuat akar pahit. Anak yang kepahitan biasanya tumbuh menjadi pribadi yang keras & memberontak.


Ams 13 : 24 “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya”


DOA SEORANG ANAK SEKOLAH MINGGU


Ini adalah bait-bait doa seorang anak sekolah minggu, yang ia tulis dalam sebuah kertas....

Tuhan, sudah 120 kali aku meminta pada-Mu

Agar Tuhan mengganti guru sekolah mingguku

Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang tidak siap

Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang sering terlambat

Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang ketus dan galak

Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang tidak sayang padaku

Tapi kirim seorang guru yang baik seperti Yesus
Tidak usah indah suaranya, namun ramah senyumnya

Tidak usah cantik parasnya, namun menarik pribadinya
Tidak usah tegap badannya, namun lembut hatinya

Tidak usah bagus bajunya, namun rendah hatinya
Tidak usah baik ceritanya, namun Kristus hidupnya

Agar ketika aku sedih aku dapat menangis di pelukannya
Ketika aku gembira dapat tertawa bersamanya
Ketika mama dan papa berselisih aku dapat berdoa dengannya

Tuhan, aku ingin guru sekolah minggu yang baik seperti Yesus...

Doa itu memang ditujukan untuk guru sekolah minggu atau pendidik anak. Bila Saudara tergolong dalam golongan mereka, maka Saudara sebaiknya memperhatikan doa anak tersebut. Saya sengaja menunjukkan kepada Saudara doa ini. Dan ini adalah ungkapan hati seorang anak sekolah minggu yang ia tulis sendiri.

Berapa banyak guru sekolah minggu yang seperti Yesus: penuh kasih, lembut dan selalu “welcome” kepada semua anak dari semua golongan? Berapa banyak guru sekolah minggu atau pendidik anak yang dapat menjadi ‘sahabat’ bagi anak-anak? Ruth Laufer pernah berkata bahwa bila perkataan dan pengajaran yang akan kita sampaikan ingin diterima anak, maka yang pertama harus diterima anak adalah pribadi kita.

Kalau anak sudah tidak tertarik kepada kita, karena kita garang, suka marah, tidak lembut dan tidak mengasihi mereka, maka jangan harap apa yang kita sampaikan akan diterima mereka.

Saya harap setelah guru-guru sekolah minggu dan para pendidik rohani anak membaca doa ini, mereka akan berubah dan lebih banyak belajar dari kehidupan Yesus yang penuh kasih kepada semua anak, baik miskin
atau kaya. Yang rendah hati, lemah lembut dan selalu penuh perhatian kepada kelompok yang lugu dan lemah ini.