Ini adalah bait-bait doa seorang anak sekolah minggu, yang ia tulis dalam sebuah kertas....
Tuhan, sudah 120 kali aku meminta pada-Mu
Agar Tuhan mengganti guru sekolah mingguku
Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang tidak siap
Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang sering terlambat
Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang ketus dan galak
Jangan kirim padaku seorang guru sekolah minggu
yang tidak sayang padaku
Tapi kirim seorang guru yang baik seperti Yesus
Tidak usah indah suaranya, namun ramah senyumnya
Tidak usah cantik parasnya, namun menarik pribadinya
Tidak usah tegap badannya, namun lembut hatinya
Tidak usah bagus bajunya, namun rendah hatinya
Tidak usah baik ceritanya, namun Kristus hidupnya
Agar ketika aku sedih aku dapat menangis di pelukannya
Ketika aku gembira dapat tertawa bersamanya
Ketika mama dan papa berselisih aku dapat berdoa dengannya
Tuhan, aku ingin guru sekolah minggu yang baik seperti Yesus...
Doa itu memang ditujukan untuk guru sekolah minggu atau pendidik anak. Bila Saudara tergolong dalam golongan mereka, maka Saudara sebaiknya memperhatikan doa anak tersebut. Saya sengaja menunjukkan kepada Saudara doa ini. Dan ini adalah ungkapan hati seorang anak sekolah minggu yang ia tulis sendiri.
Berapa banyak guru sekolah minggu yang seperti Yesus: penuh kasih, lembut dan selalu “welcome” kepada semua anak dari semua golongan? Berapa banyak guru sekolah minggu atau pendidik anak yang dapat menjadi ‘sahabat’ bagi anak-anak? Ruth Laufer pernah berkata bahwa bila perkataan dan pengajaran yang akan kita sampaikan ingin diterima anak, maka yang pertama harus diterima anak adalah pribadi kita.
Kalau anak sudah tidak tertarik kepada kita, karena kita garang, suka marah, tidak lembut dan tidak mengasihi mereka, maka jangan harap apa yang kita sampaikan akan diterima mereka.
atau kaya. Yang rendah hati, lemah lembut dan selalu penuh perhatian kepada kelompok yang lugu dan lemah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar